Pandeglang – Dewan Pimpinan Cabang GMNI Pandeglang ikut menyoroti rencana Bimbingan Teknis (Bimtek) 326 Kades se-Kabupaten Pandeglang ke Bali. Bahkan GMNI juga menyebut Kades tidak memiliki ‘Sense of Crisis’ atau kepekaan terhadap krisis.
Sekjen GMNI Pandeglang, Tb Afandi mengatakan harusnya para Kades memiliki kepekaan terhadap krisis di Desanya. Karena kebutuhan mendasar masyarakat belum benar-benar terpenuhi oleh Kades.
“Rencana itu pemborosan dan saya menilai Kades tidak memiliki kepekaan terhadap krisis, sebab masih banyak masyarakat desa yang ‘Miskin’,” kata Tb kepada BantenHits.com, Sabtu, 24 Agustus 2019.
Dia juga mempertanyakan implementasi dari Bimtek para Kades tahun lalu di Yogyakarta. Karena yang dia tau, belum ada desa di Pandeglang yang mencontoh desa-desa di Yogyakarta.
“Kita masih ingat DPMPD Pandeglang dulu pernah mengadakan Bimtek ke Yogyakarta dengan destinasi satu desa yang jadi percontohan. Tapi, apakah ada desa yang sudah meniru hasil dari Bimtek itu? saya rasa tidak ada,” ujarnya.
Sementara Ketua GMNI Pandeglang, Indra A Patiwara menyarankan agar Bimtek yang sudah di anggarkan di APBdes dengan merongoh kocek Rp10 juta per-Desa di batalkan. Agar, tidak timbul stigma buruk terhadap para Kades.
“Datangkan saja Dinas Pemerintahan Desa dan salah satu Kades di sana untuk menjadi pemateri disini, agar tidak menghambur-hambur biaya,” tambahnya.
Indra beranggapan, para Kades seharusnya bisa bisa berkontribusi dala membangkitkan Pariwisata di Pandeglang pasca Tsunami dan Gempa, agar sejalan dengan salah satu Visi Misi Irna – Tanto wisata bisnis.
“Kalau Bimtek nya disini, faedahnya banyak. Ditambah saat ini Pandeglang masih terpuruk pasca Tsunami dan Gempa, harusnya anak-anak Ibu (Kepala Desa) ikut berkontribusi dalam mewujdukan Visi dan Misi Bupati,” tandasnya.
Editor: Darussalam Jagad Syahdana