Pandeglang – Ditengah derasnya arus globalisasi, salah seorang seniman debus di Desa Sukajadi, Kecamatan Carita, Pandeglang, Banten terus menggelorakan kesenian tradisonal yang di wariskan sejak jaman Sultan Maulana Hasanudin Banten, yakni Debus.
“Kami hanya meneruskan saja, supaya kesenian Banten itu (Debus) jangan hilang,” kata Ketua Padepokan Sirung Harapan Daya Sunda, Wira Aripin di acara Festival Durian di Mutiara Carita, Minggu 23 Februari 2020.
Wira merasa prihatin melihat antusiasme masyarakat yang begitu minim terhadap kesenian debus. Padahal kata dia, kesenian tradisonal itu tidak boleh hilang.
“Semakin kesni, kalau kita tidak menggalakan terus, pemuda di kita akan semakin tergerus oleh budaya luar,” ujarnya.
Namun ditengah kesadaran Wira, terhadap kesenian tradisonal, tidak di barengi oleh perhatian dari pemerintah. Sehingga, Wira harus memutar otak, supaya kesenian yang dia ajarkan kepada murid-muridnya itu tetap berjalan.
“Saya yang merasakan, dari dulu pemerintah hanya menggembor-gemborkan, tolong kesenian tradisonal jangan di hilangkan. Tetapi kenyataannya ke kami, belum ada sedikitpun bantuan,” ungkapnya.
Padepokan asuhan Wira, hari ini memamerkan Debus Banten di Mutiara Carita Cottage untuk menunjukan kepada para pengunjung, tentang kebudayaan lokal di Banten. Cara itu, dinilai Wira bakal menarik perhatian sejumlah wisatawan kepada kesenian Banten.
Didalam acara Festival itu juga, di pamerkan ratusan buah duren asal Carita. Hal ini, diyakini oleh pengelola dapat menarik wisatwan untuk datang ke Mutiara Carita.
“Untuk meningkatkan pariwisata di Banten, khususnya wilayah Carita, dan memperkenalkan makanan lokal ke masyarakat luas. Kebetulan sekarang ini sedang musim durian, maka kami kenalkan makanan lokal dengan bahan dasar durian,”Kata General Manajer Hotel Mutiara Carita, Alfanshah Abdullah.
Editor: Fariz Abdullah